Januari 17, 2018
IKAN HIAS ARWANA
Arwana atau Arowana (familia Osteoglossidae) merupakan ikan air tawar purba yang tersebar di seluruh dunia, mulai dari Afrika, Asia Tenggara, Australia hingga Amerika Selatan. Studi genetik dan temuan fosil menunjukkan, ikan ini setidaknya telah hidup di bumi sejak 220 juta tahun yang lalu.
Gambar 1. Arwana, ikan hias yang mempesona (Sumber: http://www.freshwaterstingray.nl – modified)
Sebagai ikan purba, arwana memiliki karakter fisik yang unik. Kepala umumnya bertulang kokoh, dengan tubuh memanjang, berselubung sisik besar dan saling bertumpuk membentuk suatu mosaik yang indah.  Sirip punggung dan sirip anal terletak jauh di belakang tubuh. Sirip dada dan perut berukuran kecil (Gambar 1 dan 2).
Gambar 2. Bagian-bagian tubuh Arwana (Sumber: http://www.arowana.co.uk – modified)
Bagi para hobiis dan penangkar ikan hias,  salah satu bagian tubuh yang sangat penting dan seringkali menentukan kualitas ikan Arwana adalah kondisi sisik, terutama dilihat dari kesempurnaan bentuk sisik dan warnanya. Satu sisik Arwana memiliki warna utama yang disebut warna dasar (base color). Warna dasar ini biasanya dikelilingi oleh  warna lain yang  lebih gelap/pudar, berpola melingkar/cincin yang disebut cincin kedua. Sedangkan pola warna cincin yang terdapat pada bagian paling luar atau paling tepi dari sisik disebut cincin pertama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah.
Gambar 3. Bagian Sisik Arwana (www.Arowana.co.uk – modified)
Sisik arwana dibagi menjadi 6 level (tingkat/baris) yang mulai dihitung dari arah badan bagian bawah ke atas.  Level atau baris sisik pertama terdapat pada bagian perut, baris sisik yang terletak di atas perut di sebut level kedua, demikian seterusnya hingga level 6 yang berada pada bagian paling atas (punggung). Pembagian level sisik ini dapat dilihat pada Gambar 3 (di atas). Level/Baris sisik ini sangat penting dalam menentukan kualitas arwana, terutama Arwana emas (Red Tail Golden/Indonesian Golden dan Crossback Golden asal negeri jiran Malaysia).
Ciri unik lainnya dari arwana adalah adanya semacam pelat tulang yang ditumbuhi gigi dan terletak di lantai bawah mulut. Pelat tulang ini berbentuk seperti lidah, sehingga arwana seringkali disebut sebagai ikan berlidah tulang (bonytongue fish) seperti tampak pada Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Anatomi ikan Arwana
Arwana termasuk ikan karnivor yang mendiami habitat sungai dan danau berair tenang. Kadang-kala juga ditemukan di riam yang berarus kuat. Daerah tepian sungai yang ditumbuhi banyak pohon hutan dengan akar yang terjulur di dalam air dan dedaunan yang rimbun di atasnya, menjadi habitat favorit bagi Arwana. Habitat tersebut umumnya menyediakan banyak makanan dan daerah perlindungan yang baik.
Sebagai predator khusus permukaan air, keluarga ikan Arwana sangat pandai melompat ke udara untuk mengejar mangsa yang terdiri dari serangga, reptil dan burung. Arwana juga memiliki kemampuan yang baik dalam memperhitungkan posisi mangsa yang terletak di atas permukaan air. Hal ini tidak mudah, sebab harus memperhitungkan sudut pandang yang “bergeser” akibat pembiasan cahaya. Tidak seperti ikan pada umumnya, Arwana hanya bernapas dengan cara langsung mengambil oksigen dari udara/permukaan air (obligate air breather).
Ibarat atlet loncat tinggi olimpiade, kemampuan meloncat  Arwana tak tertandingi ikan air tawar manapun. Arwana mampu melompat hingga 2 meter di udara. Bahkan, arwana mampu menangkap kelelawar besar yang terbang rendah di permukaan air. Kemampuan melompat Arwana mungkin hanya dapat ditandingi oleh “jumper master” lainnya, yaitu ikan salmon yang kembali ke hulu sungai untuk bertelur.
Membedakan jenis kelamin ikan arwana termasuk gampang-gampang susah, karena tidak adanya ciri kelamin sekunder khusus yang dimiliki oleh jantan dan betina. Salah satu cara membedakan jantan dan betina Arwana mungkin dapat dilakukan dengan membandingkan lebar penutup insang (operculum) seperti tampak pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Perbedaan ikan Arwana jantan dan betina
Perilaku berbiak Arwana juga tergolong unik. Sebagai “orangtua”, induk arwana, tergolong ikan yang “bertanggung jawab”. Saat musim kawin tiba, telur yang telah dibuahi akan dijaga oleh kedua induk hingga menetas. Setelah menetas, juvenil akan ditampung di dalam mulut salah satu induk (Mouth brooder). Hal ini bertujuan untuk menghindari pemangsaan juvenil arwana oleh penghuni sungai lainnya. Biasanya tugas ini dilakukan oleh induk jantan seperti tampak pada Gambar 6.
Saat si baby Arwana yang imut-imut dan lucu itu berukuran sedikit lebih besar, sang ayah akan melepaskan mereka untuk mengenal lingkungan sekitar. Jika ancaman marabahaya tiba, sang ayah pun akan memberi sinyal agar arwana kecil masuk kembali ke dalam mulutnya. Jika kantong kuning telur sudah mengempis, anak arwana secara naluriah akan terdorong untuk belajar mencari makan sendiri. Dalam beberapa minggu, anak arwana akan mandiri dan berpisah dari induknya.
Gambar 6. Anak ikan Arwana dalam mulut induk jantan.
Hingga saat ini, sebanyak sepuluh spesies ikan Arwana telah berhasil dideskripsikan oleh para ahli taksonomi, 1 spesies tersebar luas di Afrika tropis, 4 spesies dari Asia Tenggara, 2 spesies dari Australia Utara dan 3 spesies dari Amerika Selatan.
Adapun ke-sepuluh spesies Arwana (familia Osteoglossidae) adalah:
Subfamilia Heterotidinae (Arwana tanpa sungut)
  • Arwana Afrika/African Arowana:  Heterotis niloticus (Cuvier, 1829)
  • Arwana Pirarucu/Arapaima: Arapaima gigas (Cuvier, 1829)
Subfamilia Osteoglossinae (Arwana bersungut)
  • Arwana Perak/Silver Arowana: Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829)
  • Arwana Hitam/Black Arowana: Osteoglossum ferreirai (Kanazawa, 1966)
  • Arwana Hijau/Green Arowana: Scleropages formosus (Schlegel & Müller, 1844)
  • Arwana Emas/Red Tail Golden/Indonesian Golden Arowana : Scleropages aureus (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
  • Arwana Perak Indonesia/Indonesian Silver Arowana: Scleropages macrocephalus (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
  • Arwana Merah/Super Red Arowana: Scleropages legendrei (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
  • Arwana Papua/Red Saratoga/Northern Spotted Baramundi: Scleropages jardinii (Saville-Kent, 1892).
  • Arwana Australia/Silver Saratoga/Southern Spotted Barramundi: Scleropages leichardti (Günther, 1864).
Wilayah Asia tenggara termasuk salah satu pusat penyebaran ikan Arwana. Sejak lama, varietas Arwana di Asia Tenggara dianggap sebagai satu spesies saja (Scleropages formosus). Studi morfologi biometrik  yang dikombinasikan dengan analisis genetik yang dilakukan dalam kurun 10 tahun terakhir,  memunculkan fakta baru,  bahwa ikan Arwana Asia tenggara ternyata terdiri dari beberapa spesies yang berbeda.
Poyaud, et al. dalam sebuah jurnal tahun 2003, akhirnya membagi ikan Arwana Asia Tenggara dalam 4 spesies berbeda, yaitu Arwana Hijau, Arwana Emas, Arwana Perak dan Arwana Merah, seperti tampak pada Gambar 7. di bawah ini.
Gambar 7. Jenis-Jenis Arwana Asli Asia Tenggara. Dari atas ke bawah berturut-turut:  Arwana Hijau/Green Arowana (Scleropages formosus), Arwana Perak/Silver Asian Arowana (Scleropages macrocephalus), Arwana Emas/Red Tailed Golden-RTG/Indonesian Golden Arowana (Scleropages aureus), Arwana Merah/ Super Red Arowana (Scleropages legendrei). Seluruh spesies Arwana ini dapat ditemukan di Indonesia.
1. Arwana Hijau/Green Arowana (Scleropages formosus Schlegel & Müller, 1844)
Arwana hijau termasuk spesies arwana yang memiliki daerah sebaran paling luas di Asia Tenggara. Jenis ini dapat ditemukan di Myanmar, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Indonesia. Arwana hijau mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang lebar dan agak pendek.
Warna dasar sisik biasanya krem terang yang diselingi warna hijau pada cincin sisik kedua. Kadang-kadang sisik memeiliki warna dasar hijau gelap. Sirip punggung, anal dan ekor berwarna abu-abu gelap bercampur hijau.  Bagian lingkaran mata juga berwarna hijau. Mulut dan penutup insang (operculum) juga lebih bulat dibandingkan spesies arwana lainnya. Contoh spesies arwana hijau dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini.
Gambar 8. Arwana Hijau (Scleropages formosus). Negeri jiran Malaysia juga memiliki Arwana hijau varietas Nami (ikan sebelah atas) yang ditandai dengan adanya corak unik pada bagian kepala.
Di Indonesia, Arwana hijau dapat ditemukan di sungai-sungai besar di pulau Sumatera dan Kalimantan. Secara alami, Ikan Arwana tidak ditemukan di Pulau Jawa. Arwana hijau merupakan spesies yang memiliki populasi paling melimpah dibandingkan dengan spesies lainnya.
Negeri serumpun Malaysia memiliki varian Arwana hijau yang di sebut Nami. Varian ini umumnya tersebar di danau Muda dan danau Pedu di daerah Semenanjung Malaya. Adanya corak yang unik (seperti pola garis-garis pada karang otak), membuat harga varian Nami lebih mahal dari Arwana biasa. Daerah sebaran varian Nami dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Sebaran Arwana Hijau termasuk varian Nami dan Crossback Golden di Semenanjung Malaya.
Harga Arwana Hijau tergolong paling terjangkau, karena populasinya yang masih cukup banyak dan warna sisiknya yang kurang menyolok. Meskipun demikian, jenis Arwana hijau merupakan salah satu Arwana favorit yang banyak dipelihara hobiis, terutama oleh para pemula atau yang masih dalam taraf belajar memelihara atau menangkarkan arwana. Setelah khatam menguasai seluk beluk arwana hijau, sebagian hobiis biasanya akan beralih mencoba memelihara jenis Arwana lain yang lebih mahal.
2. Arwana Perak/Indonesian Silver Arowana (Scleropages macrocephalus Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
Arwana Perak termasuk ikan endemik pulau Kalimantan. Para hobiis dan penangkar Arwana mengenal spesies ini dengan sebutan Red Banjar. Tubuh Arwana Perak umumnya memanjang dengan warna hijau gelap pada bagian punggung. Sisik hampir  seluruhnya berwarna perak agak gelap dengan cincin sisik berwarna hijau zaitun yang samar.
Daerah hulu sungai besar yang berair tenang dan jernih dengan derajat keasaman air  (pH) lebih dari 6 merupakan habitat favorit bagi Arwana Perak. Kadang-kadang, Arwana Perak juga ditemukan di sungai yang mengalir deras. Jenis ini juga termasuk tipe mouth brooder yang melindungi telur dan juvenil-nya di dalam mulut. Telur Arwana perak tergolong besar dibandingkan jenis Arwana lainnya.
Saat ini dikenal 3 varian Arwana Perak berdasarkan warna sirip punggung, sirip anal dan sirip ekornya, yaitu: varian  Pino/Pinoh (Greytail silver), Banjar Kuning (yellowtail silver/Yellow Banjar) dan Banjar Merah (Redtail silver/Red Banjar). Ketiga varian Arwana Perak  dapat dilihat pada Gambar 10 dibawah ini.
Gambar 10. Arwana Perak (Scleropages macrocephalus) atau Indonesian Silver Arowana. Varian Banjar Kuning/Yellowtail Silver (atas), varian Pino/Pinoh (tengah) dan varian Banjar Merah/Red Banjar (bawah).
Varian sirip hijau/abu-abu memiliki daerah sebaran di Sungai Melawi dan Pinoh (anak Sungai Kapuas) sehingga kadang-kadang varian ini disebut juga sebagai Arwana Pino. Sedangkan 2 varian lainnya, yaitu sirip kuning dan sirip merah, diketahui hanya memiliki sebaran yang terbatas di Sungai Barito Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Harga Arwana Pino sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Arwana hijau, varian yellowtail sedikit di atas Arwana Pino. Sedangkan harga Banjar Red tergolong paling mahal di antara semua varian Arwana Perak
Studi genetik menunjukkan bahwa Arwana Perak memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan Arwana hijau dibandingkan dengan jenis arwana lainnya (Pouyaud et al. 2003).
3. Arwana Emas/Red Tail Golden Arowana (Scleropages aureus Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
Arwana emas (Red Tail Golden) hanya memiliki daerah sebaran yang terbatas di pulau Sumatera saja. Jenis ini umumnya ditemukan di danau-danau/lahan basah gambut di sekitar sungai besar seperti Sungai Siak di Pekan Baru, Riau dan Sungai Batang Hari di Taman Nasional Berbak, Propinsi Jambi. Arwana emas ini dikenal juga dengan nama Indonesian Golden ArowanaDaerah sebaran Arwana Emas dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11. Daerah sebaran Arwana Emas (Red Tail Golden-RTG).
Danau atau Sungai yang berada di sekitar lahan gambut umumnya memiliki karakteristik air yang unik. Air di daerah ini biasanya bersifat  asam dengan pH < 6,  warna air pun lebih pekat (hitam) atau kemerah-merahan. Hal ini terjadi karena adanya kandungan tanin terlarut yang tinggi dan berasal dari bagian tumbuhan yang terendam atau mengalami pembusukan.
Arwana emas memiliki warna dasar sisik coklat gelap atau kehitaman dengan cincin sisik berwarna emas. Warna sisik di punggung atau sisik level 6 umumnya didominasi oleh warna hitam. Sedangkan ekornya berwarna merah atau campuran merah coklat atau coklat terang. Saat masih juvenil, warna emas pada sisik masih terlihat samar. Warna emas pada sisik akan semakin terlihat seiring bertambahnya umur.
Gambar 11-a. Arwana Emas (Red Tail Golden-RTG) biasa dalam akuarium. Perhatikan sisik emasnya yang hanya mencapai level 4.
Arwana emas dibedakan menjadi beberapa varian berdasarkan tingkatan (level) sisik yang tertutup oleh warna emas. Varian yang paling banyak adalah Red tail Golden biasa dengan warna emas hanya mencapai level sisik ke 4 atau 5 (Gambar 11-a). Jika warna emas pada sisik mencapai level 5 dengan sempurna, maka jenis ikan ini disebut Highback Golden. Sedangkan jika warna emas pada sisik mencapai punggung atau level 6, maka ikan seperti ini disebut Super Highback Golden (Gambar 12).
Gambar 12. Arwana emas (Scleropages aureus).  Arwana emas (Red Tail Golden – RTG) dibagi menjadi beberapa varietas, yaitu: Arwana emas biasa/Golden (atas), Highback Golden (tengah) Super Highback Golden (bawah).
Varian arwana super highback termasuk jarang ditemukan sehingga harga varian ini relatif mahal. Warna yang lebih merah/cerah pada sirip juga lebih mahal dibandingkan dengan ikan dengan warna yang lebih gelap. Jadi, makin cerah warna ikan, makin mahal harganya.
Arwana emas dikenal sebagai spesies Arwana yang paling agresif dan memiliki daya tahan hidup yang tinggi. Populasi Arwana emas sudah jarang ditemukan di alam, sehingga oleh IUCN dimasukkan dalam daftar merah spesies yang terancam punah (endangered).
Negeri jiran Malaysia juga memiliki varian Arwana emas yang mirip dengan Red Tail Golden (RTG) dari Sumatera. Varian Arwana Malaysia dikenal dengan nama Crossback Golden (CBG atau X-BG). Disebut demikian, karena warna emas pada sisiknya dapat mencapai level 6 atau mencapai sisik di bagian punggung. Beberapa varian Arwana Crossback dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13. Arwana Emas Crossback Golden (CBG atau X-BG). Arwana ini merupakan varietas endemik Semenanjung Malaya dan termasuk salah satu varietas Arwana yang paling indah. Ciri khas dari Arwana ini terletak pada sisik emasnya yang merata hingga ke punggung (karena itu disebut crossback). Varian Blue Base Crossback (atas) serta Crossback Golden (tengah dan bawah) merupakan varian crossback kelas satu yang harganya sangat mahal.
Dibandingkan Red Tail dari Sumatera, warna emas Arwana Crossbak jauh lebih terang dan menyolok. Warna emasnya pun lebih penuh dan merata di setiap sisik. Oleh karena itu, harga Arwana Crossback ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan  Arwana Red Tail. Harga varian crossback terbaik bahkan dapat mengalahkan harga Arwana Super red. Bagi sebagian hobiis, Arwana crossback dianggap sebagai salah satu varian arwana yang paling indah.
Arwana Crossback Golden hanya diproduksi oleh penangkar di Malaysia dan Singapura. Untuk memperoleh Arwana Crossback dengan kualitas terbaik tergolong sulit karena membutuhkan induk berkualitas yang harganya mahal. Peluang munculnya ikan dengan pola sisik yang sempurna pun tergolong kecil. Saat ini, para penangkar Arwana di Malaysia mencoba  menghasilkan varian arwanaCrossback dengan warna sisik seperti emas 24 karat yang menyelubungi seluruh tubuh.
Dari sisi taksonomi, posisi Arwana ini belum begitu jelas karena masih menyandang nama ilmiah yang lama, Scleropages formosus.  Menurut Poyaud et al. (2003), ciri-ciri Arwana Crossback sangat mirip dengan Arwana Red Tail Golden.  Namun belum dapat dipastikan, apakah Arwana Crossback termasuk subspesies dari Red Tail Golden atau termasuk spesies yang terpisah. Arwana Crossback hanya ditemukan terbatas di Semenanjung Malaya terutama di negara bagian Pahang dan Bukit Merah (Gambar 9).
4. Arwana Merah/Super red Arowana (Scleropages legendrei Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
Arwana merah atau Super Red Arowana termasuk satwa endemik Kalimantan Barat yang secara alami memiliki daerah sebaran terbatas di hulu sungai Kapuas dan Danau Sentarum (Gambar 15). Arwana ini mudah dikenali dari warnanya yang  merah cerah mulai dari mulut, penutup insang hingga ekor seperti tampak pada Gambar  14 dibawah ini.
Gambar 14. Arwana Merah
Lahan basah atau daerah tergenang di sekitar danau Sentarum umumnya tergolong asam dengan pH < 6. Airnya berwarna sedikit gelap atau kemerahan, disebabkan oleh kandungan tanin tinggi yang berasal dari  gambut serta sisa tumbuhan yang membusuk.
Warna merah yang menyolok pada Arwana ini diduga sebagai adaptasi terhadap kondisi perairan yang unik tersebut. Dalam lingkungan seperti ini, warna merah lebih memudahkan bagi warna untuk menyamarkan diri saat berburu mangsa. Salah satu fakta yang menarik adalah adanya kemiripan habitat antara Arwana Merah dengan Arwana emas asal Sumatera. Kedua jenis Arwana endemik Indonesia ini sama-sama hidup di perairan yang cenderung asam dan berair gelap.
Gambar 15. Daerah Sebaran Arwana Merah dan Arwana Perak endemik Indonesia
Danau Sentarum dikenal sebagai salah satu daerah lahan basah (wetlands) terbesar di Asia Tenggara.  Danau ini menjadi salah satu lokasi transit  bagi burung yang bermigrasi dari belahan bumi utara untuk menghindari musim dingin.   Oleh sebab itu, danau ini masuk dalam situs yang dilindungi berdasarkan konvensi  Ramsar sejak tanggal 30 Agustus 1994 dengan nomor situs 667  (http://www.ramsar.org/pdf/sitelist_order.pdf).
Arwana Merah memiliki banyak varian berdasarkan bentuk tubuh dan warna sisiknya. Proses seleksi, budidaya termasuk kawin silang antar spesies memungkinkan munculnya varian baru.
Dari bentuk kepalanya, hobiis mengenal 3 tipe kepala Arwana, yaitu:  normal, sendok dan king seperti tampak pada Gambar 16. Tipe normal dimiliki kebanyakan arwana, tipe sendok dicirkan dengan bentuk  kepala yang panjang dan berlekuk ke bawah. Sedangkan tipe King ditandai dengan ukuran kepala yang kecil dengan lekuk ekstrim. Ciri lain adalah adanya tonjolan (bungkuk/bongkok/humpback) dekat kepala yang  sepintas mirip bentuk mahkota di atas kepala seorang Raja . Oleh karena itu, hobiis menyebut tipe ini sebagai Arwana King
Gambar 16. Bentuk Kepala Ikan Arwana. Normal (kiri), Sendok (tengah) dan King (kanan).
Arwana King memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan Arwana biasa. Bentuk yang unik ini mungkin terjadi akibat mutasi/kelainan genetik.  Populasi Arwana King di penangkaran tergolong jarang sehingga harga ikan jenis ini sangat tinggi di pasaran. Varian King ditemukan pada semua spesies Arwana termasuk Arwana Merah seperti dapat dilihat pada Gambar 17 di bawah ini.
Gambar 17. Arwana King. Perhatikan lengkung kepalanya yang ekstrim dan tubuhnya yang pendek. Arwana unik ini termasuk jarang sehingga harganya sangat tinggi di pasaran.
Selain bentuk kepala, Arwana juga memiliki berbagai macam model sisik yang unik. Ada yang memiliki 3 warna dalam satu sisik, ada yang memiliki pola cincin yang tebal atau hanya memiliki warna dasar saja.
Gambar 18. Variasi warna sisik ikan Arwana. 1. Sisik dengan warna dasar biru (blue base) dan cincin merah. 2. Sisik dengan pola warna cincin yang tebal. 3. Sisik dengan pola cincin yang tipis.
Gambar 18 di atas menunjukkan sebagian dari variasi warna sisik Arwana Merah. Tingkat kecerahan dan pola warna sisik sangat menentukan harga jual Arwana. Ikan dengan warna dasar sisik  biru dan cincin merah memiliki harga jual yang lebih mahal dibandingkan warna lainnya. Demikian pula pola cincin sisik yang tipis dan berwarna terang akan memiliki harga jual lebih mahal dibandingkan pola cincin sisik yang tebal.
Berdasarkan kualitas warnanya, hobiis mengenal beberapa tipe kelas untuk Arwana. Varian Super Red, Chili Red, dan Blue Base Super Red yang warnanya sangat cerah masuk dalam Grade 1. Jenis Arwana dengan warna merah kurang cerah seperti Yellow Red dan Orange Red masuk dalam Grade 1.5.  Sedangkan seluruh Arwana diluar Super Red, Crossback dan RTG seperti Arwana Hijau, Pino, Red Banjar dan Yellow Banjar dikategorikan sebagai Arwana Grade 2. Posisi Crossback, RTG dan Hybrid Arowana masih belum jelas. Bisa Grade 1 atau 1.5 tergantung kualitas ikannya.
Gambar 19. Varian Arwana Merah. Chili Red (atas), Super Red (tengah) dan Super Red muda (bawah). Varian in termasuk Grade 1 yang harganya mahal.
Gambar 20. Varian Arwana Merah. Chili Red (atas), Violet Fusion Super Red (tengah) dan Blue Base Super Red (bawah). Varian ini termasuk Grade 1 kualitas premium yang harganya sangat mahal.
Tidak semua Arwana Merah memiliki warna sisik yang menyolok seperti Super Red. Varian Yellow Red misalnya, hanya memiliki warna merah pada siripnya. Demikian pula varian Orange Red, hanya memiliki semburat merah pada ujung ekornya saja. Meskipun bukan varian kelas satu, harga Arwana ini tetaplah mahal untuk ukuran orang kabanyakan.
Gambar 21. Varian super Red. Yellow Red (atas), Dark Chili Red (tengah) dan Orange Red (bawah).
Arwana Hibrida
Untuk meningkatkan kualitas warna dan menciptakan varian baru, para penangkar Arwana melakukan kawin silang terhadap 2 spesies Arwana berbeda. Warna Arwana Hibrida hasil kawin silang ini sangat unik dan eksotis yang didominasi oleh warna coklat gelap keemasan.
Arwana yang sering disilangkan adalah jenis Crossback (endemik Malaysia) dengan Red Tail Golden (endemik Indonesia). Keduanya memiliki keunggulan yang berbeda. Jenis Crossbak memiliki kelebihan pada warna sisik emasnya yang lebih terang dan merata hingga punggung. Sedangkan RTG memiliki keunggulan pada postur tubuhnya yang lebih besar dan daya tahan tubuhnya yang tinggi.
Persilangan antara Crossback atau RTG dengan Super Red biasanya menghasilkan Arwana dengan sisik yang lebih cerah dibandingkan RTG x Crossback. Beberapa contoh Arwana hibrida dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini.
Varian hibrida Crossback Splendour berasal dari hasil kawin silang antara Crossback dengan Super Red Grade 1 . Jika Crossback disilangkan dengan Red Tail Golden  hasilnya adalah Premium RTG. Varian Premium RTG yang disilangkan dengan Crossback menghasilkan Supreme RTG.
Gambar 22. Arwana Hibrida. Crossback Splendour adalah hasil persilangan antara Crossback Golden x  Grade 1 Super Red (atas dan tengah atas) .  Supreme RTG (Crossback Golden x Premium RTG) (tengah). RTG Splendour (Crossback Splendour x RTG) (bawah). Sumber: http://www.otf.com.sg/species.htm.
Arwana hibrida memiliki warna yang unik dan jumlah yang terbatas. Hibrida ini juga berasal dari induk yang diseleksi khusus. Oleh karena itu harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan RTG biasa. Bahkan harga Arwana hibrida ini rata-rata sama dengan harga Crossback, yaitu dikisaran 12-20 juta rupiah.
5. Arwana Papua/Jardini/Northern Spotted Baramundi Scleropages jardinii(Saville-Kent, 1892).
Selain Sumatera dan Kalimantan, ikan Arwana juga dapat ditemukan di Papua. Karakteristik Arwana Papua sedikit berbeda dengan Arwana Asia. Sebagai contoh, jumlah baris sisik Arwana Papua lebih banyak yaitu: sekitar 7-8 baris. Ukuran sisik juga lebih kecil dari Arwana Asia. Corak warna Arwana Papua lebih kusam, dengan pola cincin melingkar seperti bulan sabit di tepi sisik berwarna hijau atau merah. Jika terkena cahaya lampu dari sudut yang tepat, sisik Arwana Papua akan berkilauan sangat indah seperti mutiara. Oleh karena itu, Arwana Papua sering juga disebut sebagai Arwana Mutiara atau Pearl Arowana.
Arwana Papua memiliki 2 varian yaitu: Red Pearl (mutiara merah) dan GreenPearl (mutiara hijau). Arwana Red Pearl mudah dikenali dari adanya beberapa corak seperti garis bercoret berwarna merah muda di sekitar mata dan penutup insangnya. Tepi sisiknya yang berbentuk seperti bulan sabit pun berwarna merah muda. Sedangkan Green Pearl berwarna lebih polos, sisik berbintik kehijauan dengan sirip berwarna abu-abu dan hitam. Beberapa spot putih dapat ditemukan di sirip punggung dan sirip anal (Gambar 23).
Arwana Papua dapat  mencapai ukuran panjang 90 cm dengan berat sekitar 20 kg. Arwana ini juga bersifat sangat agresif sehingga tidak dianjurkan untuk digabung dengan jenis arwana lainnya dalam satu akuarium. Arwana Papua banyak ditemukan di Sungai dan danau sekitar Merauke. Arwana ini juga ditemukan di Australia utara dan Queensland.
Gambar 23. Arwana Papua dan Australia. Varian Green Pearl (atas), Red Pearl (tengah) dan Saratoga/Southern Spotted Barramundi (bawah).
6. Arwana Australia/Silver Saratoga/Southern Spotted Barramundi Scleropages leichardti (Günther, 1864).
Arwana Australia memiliki ciri yang hampir sama dengan Arwana Papua. Sisik berwarna kecoklatan dengan cincin kedua berwarna hijau. Tepi sisik berwarna jingga. Warna ekor hijau gelap dengan semburat jingga di pangkal ekor. Meskipun dapat mencapai panjang 90 cm, berat Arwana Australia ini hanya mencapai 4 kg saja. Dengan demikian Arwana Australia termasuk jenis Arwana yang paling ramping. Arwana ini memiliki daerah sebaran terbatas di Australia saja dan cukup populer sebagai ikan hias akuarium. Makanannya terdiri dari udang air tawar dan serangga. Arwana Australia juga bersifat Mouth brooder,yang dilakukan oleh induk betina.
Kedua jenis Arwana ini tidak masuk dalam daftar merah satwa yang terancam punah oleh IUCN sehingga dapat dipastikan bahwa kedua spesies ini masih memiliki populasi yang banyak.
7. Arwana Afrika/African Arowana Heterotis niloticus (Cuvier, 1829)
Arwana Afrika merupakan spesies Arwana yang unik. Bentuk tubuhnya lebih mirip Araipama dibandingkan dengan Arwana pada umumnya. Keunikan lainnya adalah makanannya yang hanya berupa plankton. Jenis ini tersebar hampir di semua danau dan sungai besar Afrika.
Bentuk tubuh Arwana Afrika tergolong memanjang dengan ukuran pajang hingga 100 cm dan berat 10 kg. Warna sisik didominasi abu-abu, coklat atu perak. Kepala dan sirip ekor cenderung membulat. Mulut simetris tanpa dilengkapi sungut pada rahang bawah.
Arwana coklat bernapas dengan mengambil oksigen langsung dari udara melalui permukaan air. Jenis ini juga tahan terhadap musim kemarau yang panjang. Gambar Arwana Afrika dapat dilihat pada Gambar 24 di bawah ini.
8. Arwana Perak/Silver Arowana Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829)
Arwana perak adalah jenis Arwana yang paling populer dari Amerika selatan. Daerah sebaran meliputi Sungai Rupununi, Oyapock, Amazon dan sungai di Guyana. Tubuh Arwana perak umumnya pipih memanjang dengan sisik besar berwarna perak dan sirip punggung, sirip anal dan ekor tampak menyatu di sepanjang sisi tubuh. Bentuk tubuh Arwana ini sepintas mirip dengan ikan layur (Trichiurus savala). Panjang tubuh dapat mencapai 90 m (Gambar 24).
Arwana ini merupakan satwa asli sungai Amazon yang terspesialisasi hidup di daerah permukaan. Arwana perak termasuk predator yang sangat mahir melompat keluar dari permukaan air untuk berburu mangsa.  Mangsa utamanya terdiri dari udang, serangga, ikan hingga kelelawar, burung dan ular. Arwana Perak juga termasuk ikan yang agresif terhadap Arwana Perak lainnya sehingga tidak boleh disatukan dalam sebuah akuarium.
Gambar 24. Arwana dari Afrika dan Brazil. Juvenil Arwana Afrika (atas), Arwana Hitam (tengah) dan Arwana Perak (bawah).
Status konservasi Arwana Perak belum jelas. Hingga tahun 2004, CITES dan IUCN belum memasukkan jenis Arwana ini sebagai spesies yang terancam punah. Namun laporan beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan populasi satwa ini di habitat aslinya akibat penagkapan yang berlebihan. Di Brazil, Arwana Perak dewasa di tangkap untuk di makan. Sedangkan di Kolumbia, juvenil Arwana Perak ditangkap untuk di jual sebagai ikan hias.
9. Arwana Hitam/Black Arowana Osteoglossum ferreirai (Kanazawa, 1966)
Arwana hitam mempunyai bentuk tubuh yang hampir sama dengan Arwana Perak. Saat fase juvenil, tubuh arwana hitam didominasi oleh warna gelap ditambah corak kuning yang memanjang dari kepala hingga ekor. Saat panjang tubuh mencapai 15 cm, warna berangsur-angsur berubah menjadi abu abu perak hingga kebiruan dengan garis merah dan kuning di sepanjang sirip dan ekor. Fenomena perubahan warna ini tidak ditemukan pada Arwana Perak.
Mangsa utama Arwana hitam meliputi udang, serangga, ikan, kelelawar, burung dan ular. Seekor bayi monyet juga pernah ditemukan dalam perut seekor Arwana hitam yang tertangkap jaring. Kemungkinan bayi monyet ini terjatuh ke dalam sungai saat terlepas dari induknya.
Daerah sebaran Arwana hitam meliputi Sungai Negro di Brazil dan Kolumbia serta daerah hulu sungai Essequibo di negara Guyana.
10. Arapaima/Pirarucu/Paiche Arapaima gigas (Cuvier, 1829)
Arapaima dikenal sebagai salah satu ikan air tawar terbesar di dunia. Panjang dapat mencapai 3 meter dengan bobot hingga 200 kg. Ikan ini memiliki bentuk tubuh memanjang dengan sisik seperti belah ketupat. Warna sisik umumnya abu-abu kehitaman dengan tepi sisik berwarna jingga cerah (Gambar 26).
Araipama termasuk predator yang terspesialisasi untuk menunggu mangsa di permukaan air. Mangsa utama terdiri dari udang-udangan dan ikan kecil lainnya. Ikan ini dilengkapi dengan organ labirin yang memungkinkannya untuk  hidup di perairan yang dangkal saat musim kemarau dengan suplai oksigen minim. Araipama bernapas dengan mengambil udara dari permukaan air (air breather) dan memiliki kemampuan yang baik untuk meloncat dari permukaan air ke udara saat berburu atau menghindari bahaya.
Gambar 25. Arapaima yang tertangkap di Brazil
Saat ini populasi Araipama di Sungai Amazon Brazil semakin menurun akibat kegiatan penangkapan yang berlebihan. Araipama di tangkap hidup-hidup dengan menggunakan jaring untuk di ekspor ke luar negeri sebagai ikan hias. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, penangkapan dilakukan dengan menggunakan tombak atau tembak ikan.
Gambar 26. Sisik Arapaima
Saat ini, penangkapan Arapaima untuk kebutuhan komersial telah dilarang oleh pemerintah Brazil. Penangkapan Araipama untuk olahraga dan hobby seperti Gambar 25 di atas, masih diizinkan dengan syarat harus melepaskan kembali ikan yang berhasil ditangkap. Hanya penduduk asli pedalaman yang diizinkan menangkap Araipama untuk di konsumsi, itupun dengan alat tradisional.
Di Indonesia, Araipama dapat dilihat di akuarium raksasa  Sea World Indonesia di kawasan Ancol Jakarta. Kegiatan memancing Araipama untuk wisata/hobby telah tersedia di beberapa danau di Malaysia dan Thailand.
Dari 10 jenis Arwana yang diuraikan di atas, 3 diantaranya termasuk Arwana endemik yang secara alami hanya dapat ditemukan di Indonesia, yaitu: Arwana Emas, Arwana Perak dan Arwana Merah (Super Red). 2 Jenis lainnya, yaitu Arwana hijau dan Arwana Papua, secara alami juga dapat ditemukan di Indonesia. Jenis Arwana lainnya seperti Arwana Silver, Arwana Australia, Arwana hitam, Arwana Afrika dan Araipama berasal dari luar negeri, namun diketahui telah ditangkarkan dan diperjualbelikan di Indonesia.
Konservasi Arwana
Arwana adalah ikan hias termahal dan diakui sebagai salah satu ikan hias terindah di dunia. Ikan purba ini dapat mencapai umur antara 30-90 tahun di alam liar. Ikan ini dikembangbiakkan di tambak khusus. Butuh waktu 8 tahun bagi Arwana Super Red untuk mencapai warna tubuh yang stabil. Bagi masyarakat Asia, Arwana adalah titisan naga yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan.  
Beberapa spesies Arwana seperti Arwana Super Red termasuk dalam daftar IUCN sebagai satwa yang terancam punah. Demikian pula dengan CITES yang memasukkan Arwana Super Red dalam Appendix I sebagai satwa yang tidak boleh diperjualbelikan kecuali dari hasil penangkaran yang ditunjukkan dengan surat keterangan/sertifikat. Hal inilah yang menyebabkan mengapa harga Arwana menjadi mahal.
Populasi Arwana liar di Indonesia hampir dapat dipastikan sudah semakin jarang. Oleh karena itu, upaya pelestarian perlu dilakukan dengan perlindungan habitat, re-stocking populasi, dan penangkaran. Saat ini,  Singapura dan  Malaysia menjadi pemasok utama Arwana hasil penangkaran ke pasar internasional.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.